Pendapat Ahli Otomotif

Mobil listrik kini menjadi salah satu inovasi yang semakin diminati di Indonesia. Fitra Eri, seorang jurnalis otomotif dengan pengalaman lebih dari satu dekade, berbagi pandangannya tentang transisi ke kendaraan listrik. Selama dua tahun terakhir, Fitra telah menggunakan mobil listrik Hyundai Kona EV sebagai kendaraan sehari-harinya.

“Mobil listrik menawarkan pengalaman berkendara yang berbeda. Tanpa suara mesin dan getaran, ditambah tenaga yang instan, pengalaman ini sulit untuk dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM),” ungkap Fitra. Bagi banyak orang, mobil listrik tidak hanya menjawab kebutuhan efisiensi energi, tetapi juga menawarkan kenyamanan yang tidak dimiliki kendaraan konvensional.

Sebagai pengamat industri otomotif, Fitra juga sering membahas kelebihan mobil listrik dalam hal biaya operasional. Salah satu keuntungan yang disebutkan adalah pengisian daya yang sangat ekonomis. “Dengan menggunakan SPKLU, biaya pengisian daya mobil saya bisa di bawah Rp70 ribu untuk jarak tempuh hingga 300 kilometer,” jelasnya.

Dukungan Data Terpercaya

Keunggulan mobil listrik tidak hanya dapat dirasakan oleh penggunanya tetapi juga didukung oleh data terpercaya. Menurut laporan International Energy Agency (IEA), kendaraan listrik dapat mengurangi emisi karbon hingga 50% jika sumber listrik berasal dari energi terbarukan. Di Indonesia, transisi ini semakin relevan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan energi bersih melalui peningkatan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Studi lain dari Universitas Indonesia pada tahun 2023 menemukan bahwa biaya operasional rata-rata mobil listrik hanya 30% dari kendaraan berbahan bakar fosil. Hal ini didukung oleh fakta bahwa harga listrik per kWh jauh lebih murah dibandingkan harga BBM. Dengan efisiensi ini, kendaraan listrik menjadi pilihan ekonomis bagi konsumen yang ingin menekan pengeluaran transportasi.

Infrastruktur yang Mendukung

Salah satu kekhawatiran awal konsumen mobil listrik adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya. Namun, PT PLN (Persero) terus membangun fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai lokasi strategis, seperti pusat perbelanjaan, rest area, dan kawasan bisnis.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa hingga akhir 2022, sudah ada lebih dari 139 unit SPKLU yang tersebar di 110 lokasi di Indonesia. “Kami berkomitmen untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik agar masyarakat merasa nyaman dan percaya diri menggunakan mobil listrik,” ujarnya.

Fitra Eri juga memberikan apresiasi terhadap langkah PLN dalam mendukung instalasi home charging. Menurutnya, respon cepat PLN dalam menyambungkan daya listrik rumah membuat pengisian daya menjadi lebih mudah. “Cukup colok di malam hari, dan pagi harinya baterai mobil sudah penuh. Ini benar-benar efisien bagi pengguna,” jelas Fitra.

Pengalaman Nyata Pengguna

Bagi Fitra, penggunaan mobil listrik telah memberikan banyak keuntungan, baik dari sisi biaya operasional maupun kesadaran lingkungan. Sebagai contoh, Hyundai Kona EV yang ia gunakan memiliki kapasitas baterai 45 kWh. Dengan biaya pengisian penuh sekitar Rp70 ribu, ia dapat menempuh jarak hingga 300 kilometer. Sebagai perbandingan, kendaraan berbahan bakar fosil membutuhkan dana yang jauh lebih besar untuk menempuh jarak yang sama.

Pengalaman lain yang ia bagikan adalah efisiensi energi mobil listrik. “Satu kilowatt hour (kWh) dapat menempuh jarak hingga tujuh kilometer. Jika dibandingkan dengan BBM, efisiensinya jauh lebih tinggi,” tambahnya. Hal ini membuktikan bahwa mobil listrik bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga sangat hemat energi.

Keuntungan Pajak dan Insentif

Salah satu daya tarik mobil listrik adalah insentif yang diberikan oleh pemerintah. Pajak kendaraan listrik, seperti Hyundai Kona EV milik Fitra, jauh lebih murah dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.

Selain itu, PLN juga menawarkan diskon tarif listrik hingga 30% bagi pemilik kendaraan listrik yang mengisi daya pada malam hari (22.00-05.00). Diskon ini merupakan salah satu langkah untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik.

Untuk mendukung transisi ini, PLN juga memberikan promo khusus berupa biaya pemasangan baru untuk home charging. “Hanya dengan Rp850 ribu untuk daya 7.700 VA, pemilik kendaraan listrik bisa menikmati fasilitas home charging dengan harga terjangkau,” jelas Darmawan Prasodjo.

Dampak Lingkungan yang Positif

Selain hemat energi, mobil listrik juga berdampak positif pada lingkungan. Menurut data dari PLN, emisi karbon kendaraan listrik hanya sekitar 1 kg CO2 per kWh, jauh lebih rendah dibandingkan emisi kendaraan berbahan bakar fosil yang mencapai 2,4 kg CO2 per liter bensin. Dengan mengurangi emisi dari transportasi, masyarakat dapat berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan mitigasi perubahan iklim.

Fitra Eri menambahkan bahwa ia merasa bangga menjadi bagian dari transisi energi di Indonesia. “Dengan menggunakan mobil listrik, saya tidak hanya menghemat biaya tetapi juga berkontribusi untuk lingkungan yang lebih bersih,” tutupnya.


Bagi Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang pengalaman mobil listrik Fitra Eri, Anda dapat mengunjungi worix.web.id untuk informasi lebih lanjut.